Kamis, 07 November 2013

MASTITIS



Mastitis adalah peradangan payudara yang dapat disertai atau tidak disertai infeksi. Penyakit ini biasanya menyertai laktasi, sehingga disebut juga mastitis laktasional atau mastitis puerperalis. Abses (nanah) payudara, pengumpulan nanah lokal di dalam payudara, merupakan komplikasi berat dari mastitis. Dua penyebab utama dari mastitis adalah stasis (terhenti) ASI dan infeksi. Patogen yang paling sering diidentifikasi adalah staphilokokus aureus. Pada mastitis infeksius, ASI dapat terasa asin akibat kadar natrium dan klorida yang tinggi dan merangsang penurunan aliran ASI. Ibu harus tetap menyusui. Antibiotik (resisten-penisilin) diberikan bila ibu mengalami mastitis infeksius.

Gejalanya:
1.         Gejala mastitis non-infeksius:

  • Ibu memperhatikan adanya “bercak panas”, atau area nyeri tekan yang akut
  • Ibu dapat merasakan bercak kecil yang keras di daerah nyeri tekan tersebut
  • Ibu tidak mengalami demam dan merasa baik-baik saja
2.         Gejala mastitis infeksius:

  • Ibu mengeluh lemah dan sakit-sakit pada otot seperti flu
  • Ibu dapat mengeluh sakit kepala
  • Ibu demam dengan suhu di atas 34 oC
  • Terdapat area luka yang terbatas atau lebih luas pada payudara
  •  Kulit pada payudara dapat tampak kemerahan atau bercahaya (tanda-tanda akhir)
  • Kedua payudara mungkin terasa keras dan tegang “pembengkakan”


Pengobatan:

  1. Lanjutkan menyusui
  2. Berikan kompres panas pada area yang sakit
  3. Tirah baring (bersama bayi) sebanyak mungkin
  4. Jika bersifat infeksius, berikan analgesik non narkotik, antipiretik (ibuprofen, asetaminofen) untuk mengurangi demam dan nyeri
  5. Pantau suhu tubuh akan adanya demam. Jika ibu demam tinggi (< 39oC), periksa kultur susu terhadap kemungkinan adanya infeksi streptokokal
  6. Pertimbangkan pemberian antibiotik antistafilokokus kecuali jika demam dan gejala berkurang.


Komplikasi :

-        Penghentian menyusui diniMastitis dapat menimbulkan berbagai gejala akut yang membuat seorang ibu memutuskan untuk berhenti menyusui. Penghentian menyusui secara mendadak dapat meningkatkan risiko terjadinya abses. Selain itu ibu juga khawatir kalau obat yang mereka konsumsi tidak aman untuk bayi mereka.


-        Abses
Abses merupakan komplikasi mastitis yang biasanya terjadi karena pengobatan terlambat atau tidak adekuat. Bila terdapat daerah payudara teraba keras , merah dan tegang walaupun ibu telah diterapi, maka kita harus pikirkan kemungkinan terjadinya abses. Pemeriksaan USG payudara diperlukan untuk mengidentifikasi adanya cairan yang terkumpul.


-        Mastitis berulang/kronisMastitis berulang biasanya disebabkan karena pengobatan terlambat atau tidak adekuat. Ibu harus benar-benar beristirahat, banyak minum, makanan dengan gizi berimbang, serta mengatasi stress. Pada kasus mastitis berulang karena infeksi bakteri diberikan antibiotik dosis rendah (eritromisin 500 mg sekali sehari) selama masa menyusui.


-        Infeksi jamurKomplikasi sekunder pada mastitis berulang adalah infeksi oleh jamur seperti candida albicans. Keadaan ini sering ditemukan setelah ibu mendapat terapi antibiotik. Infeksi jamur biasanya didiagnosis berdasarkan nyeri berupa rasa terbakar yang menjalar di sepanjang saluran ASI. Di antara waktu menyusu permukaan payudara terasa gatal. Puting mungkin tidak nampak kelainan. Ibu dan bayi perlu diobati. Pengobatan terbaik adalah mengoles nistatin krem yang juga mengandung kortison ke puting dan areola setiap selesai bayi menyusu dan bayi juga harus diberi nistatin oral pada saat yang sama.

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar